LANDASAN TEORI
2.1 MANAJEMEN PEMASARAN
Perekonomian saat ini kian maju dan
berkembang pesat khususnya
dirasakan oleh perusahaan yang memproduksi barang dan
jasa, Dan seiring dengan berjalannya perusahaan biasanya terdapat masalah utama
yang sering dihadapi Perusahaan yaitu usaha dalam memasarkan barang atau produk
yang dihasilkan hingga dapat sampai ketangan konsumen. Oleh sebab itu
berdasarkan kenyataan tersebut maka sistem pemasaran sangat dibutuhkan dalam
hal ini, karena pemasaran memegang peranan yang sangat penting dalam menetukan
maju mundur suatu perusahaan dengan kata lain merupakan ujung tombak
perusahaan.
Untuk dapat memberikan kejelasan
mengenai pengertian dari pemasaran berikut ini akan dikemukakan pandangan
tentang pengertian pemasaran. Ada
beberapa pengertian yang digunakan mengenai pemasaran diantaranya adalah
sebagai berikut :
Menurut Philip Kotler (1994;8) :
“Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial
dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain”.
Menurut Wiliam J.
Stanton (1984;10):
“Pemasaran
adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan
usaha yang ditujukan
untuk merencanaka, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang
dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli yang ada maupun pembeli pontensial”
Dari dua definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
:
1.
pemasaran merupakan suatu
kegiatan yang dinamis dan bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa
dari produsen ke konsumen.
2.
Pemasaran meliputi segala usaha
untuk mengetahui keinginan konsumen
terhadap barang dan jasa dengan tujuan memberikan kepuasan kepada kedua belah
pihak.
Gambar 2.1
Konsep Inti Pemasaran
Sumber :Philip Kotler, 1994. Manajemen Pemasaran :
Analisis Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jilid I, Prenhalindo, Jakarta, hal 8
Jika konsep pemasaran ini telah
diterapkan pada perusahaan maka segala kebutuhan dan keinginan konsumen akan dapat
dengan mudah di analisa dan dapat dipenuhi. Sesungguhnya dalam rangka pemenuhan
kebutuhan tersebut dibutuhkan suatu pengaturan sistematis yang dinamakan
manajemen pemasaran.
Manajemen pemasaran dapat terjadi
didalam suatu organisasi dengan semua pasar dan secara historis dikenal sebagai
tugas-tugas dan orang yang berhubungan dengan pasar pelanggan, selain itu juga
mempunyai tugas mempengaruhi tingkat waktu dan komposisi permintaan sedemikian
rupa sehingga membantu organisasi mencapai tujuannnya.
2.2 MANAJEMEN STRATEGI
Dalam suatu keorganisasian
banyak sekali orang yang telah menekankan pentingnya akan manajemen strategik,
sebab hal ini sudah merupakan bagian dari aktivitas organisasi untuk dapat
mempertahankan eksistensinya dalam situasi persaingan global. Pengertian dari
strategi itu sendiri ialah pola gerak organisasi dan berbagai pendekatan
manajerial yang dipergunakan untuk mencapai tujuan umum sekaligus menerapkan
missi organisasi.
Untuk dapat
memberikan kejelasan mengenai pengertian dari
strategi berikut ini akan
dikemukakan pandangan tentang pengertian strategi, diantaranya yaitu :
Menurut Gouzaly Saydam, BC,TT (1995;219) :
“Strategi ialah Pernyataan
umum dengan cara mana sebuah organisasi atau perusahaan mencapai sasarannya”
Menurut Suwarsono (1996;5)
:
“Strategi ialah Usaha
manajerial menumbuh kembangkan kekuatan perusahaan untuk mengeksploitasi
peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan sesuai dengan misi yang telah ditentukan”
Menurut Philip Kotler (1994;71) :
“Proses manajerial untuk
mengembangkan dan mempertahankan kesesuaian yang layak antar sasaran dan sumber
daya perusahaan dengan peluang-peluang yang selalu berubah”
2.3 PERUMUSAN STRATEGI
Dalam suatu model
manajemen strategi terdapat proses perumusan strategi diantaranya terdiri dari lima tahap yaitu :
Perumusan misi dan tujuan, analisis dan diagnosis, pemilihan strategi,
implementasi, dan evaluasi.dan hal ini telah juga di kemukakan oleh Lawrence R.
Jauch dan William F. Glueck.
1.
Perumusan Misi dan Tujuan
Pada langkah pertama
proses penyusunan strategi ialah perumusan misi dan tujuan perusahaan.
Perumusan misi perusahaan pada dasarnya merupakan jawaban terhadap pertanyaan
usaha apa yang akan ditekuni. Sedangkan tujuan merupakan jawaban mengapa kita
menekuni usaha tersebut. Dengan kata lain perumusan misi adalah upaya formal untuk memperjelas apa
yang dikehendaki oleh pemilik ketika pertama kali mendirikan perusahaan.
Misi perusahaan
sangat berperan dalam mencapai tujuan perusahaan. Misi tersebut memberikan arahan
sekaligus batasan proses pencapaian tujuan.
Ada tiga komponen
pokok yang biasa ditemukan dalam pernyataan misi perusahaan, yaitu :
a.
Spesifikasi kebutuhan konsumen
yang hendak dipuaskan oleh perusahaan dalam bentuk barang atau jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan.
b.
Spesifikasi segmen pasar yang
hendak dituju sebagai kelompok sasaran serta wilayah pemasaran yang hendak
dijangkau.
c.
Spesifikasi tekhnologi dan
fungsi manajerial yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang
telah dipilih.
2.
Analisis dan Diagnosis
Tahap selanjutnya
ialah analisis dan diagnosis terhadap lingkungan perusahaan, baik internal
maupun eksternal hal ini perlu dilakukan oleh manajemen sebelum alternatif
strategi dirumuskan. Analisis lingkungan eksternal perusahaan bertujuan untuk
mengetahui kemungkinan peluang yang ada serta ancaman yang mungkin timbul.
Sedangkan analisis internal bertujuan untuk mengetahui kekuatan serta
kelemahan yang dimiliki perusahaan. Analisis ini berguna untuk meningkatkan
keunggulan dan menghindari kelemahan yang dimiliki perusahaan.
3.
Pemilihan Strategi
Pemilihan strategi ialah proses pembuatan
keputusan untuk memilih beberapa alternatif
strategi yang layak digunakan dan di laksanakan untuk mencapai tujuan
perusahaan dengan cara-cara yang paling sesuai dengan kondisi perusahaan.
Ada tiga kriteria
dalam melakukan evaluasi pemilihan strategi, yaitu: Suitaability (seberapa jauh
kecocokan strategi yang dipilih dengan situasi yang di identifikasi ),
Feasibility (apakah strategi tersebut dapat diterapkan dengan berhasil), dan
Acceptability (apakah strategi tersebut dapat diterima).
4.
Implementasi
Implementasi ialah kegiatan yang terdiri
atas pengembangan struktur dan iklim organisasi yang sesuai dan mendukung
strategi yang telah diterapkan, serta pengembangan rencana dan kebijakan
perusahaan. Implementasi berlangsung dari puncak organisasi ke tingkat bawah.
5.
Evaluasi
Evaluasi ialah penilaian penerapan strategi
yang dilakukan untuk memberikan jaminan bahwa strategi akan tepat mencapai
sasaran organisasi. Strategi yang diterapkan perlu dinilai untuk melihat hasil
dan kemungkinan dimasa mendatang, serta untuk menentukan langkah-langkah yang
perlu diambil guna memperbaiki kesalahan yang akan timbul.
Dari lima
tahapan proses perumusan keputusan strategi diatas dapat, dapat diuraikan lagi
menjadi dua langkah analisa strategi, yaitu : analisa lingkungan eksternal dan
analisa struktural strategi bersaing. Penjelasan mengenai dua langkah analisa
tersebut adalah sebagai berikut :
Ø Analisa lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari
lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro termasuk
faktor-faktor dalam berbagai sektor diluar perusahaan yang dapat mengarahkan
kepada peluang dan ancaman. Lingkungan ini terdiri dari sektor ekonomi, sosial,
politik, budaya, tekhnologi dan pemerintah. Sedangkan lingkungan industri
terdiri dari pelanggan, pemasok, pesaing, produk pengganti dan pendatang baru.
Dalam proses perumusan strategi perlu
dilakukan analisa lingkungan eksternal perusahaan. Analisa lingkungan eksternal
perusahaan terdiri dua komponen pokok, yaitu analisa lingkungan makro dan
lingkungan industri.
1. Analisa Lingkungan Makro
Analisa lingkungan makro meliputi
analisa mengenai perubahan yang sedang dan secara potensial akan terjadi dan
menentukan pengaruh perubahan terhadap organisasi.
2. Analisa Lingkungan Industri
Analisa lingkungan industri merupakan
analisa terhadap kekuatan-kekuatan luar yang secara langsung atau potensial
berhubungan dengan industri tertentu. Industri diartikan sebagai kelompok
perusahaan yang menghasilkan produk yang dapat saling menggantikan.
Untuk melihat kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi kegiatan industri tersebut
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.2
Kekuatan-kekuatan dalam Kegiatan Industri
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber : Michael E. Porter, 1993. Tekhnik Menganalisa Industri dan
Persaingan. Strategi Bersaing, Penerjemah Agus Maulana, Erlangga, Jakarta, hal 5.
Untuk menganalisa lingkungan industri, dapat menggunakan
the Five Force Model. Model memfokuskan pada lima kekuatan pembentuk persaingan industri
yaitu : Pendatang baru potensial, tingkat rivalitas diantara pesaing, kekuatan
tawar-menawar pembeli, kekuatan tawar-menawar pemasok dan tekanan dari produk
pengganti.
Gambar diatas menjelaskan kekuatan-kekuatan yang
mempengaruhi persaingan industri yang terdiri dari :
a. Pendatang Baru Potensial
Masuknya pendatang baru akan membawa
kapasitas baru dan keinginan untuk merebut bagian pasar. Akibatnya harga dapat
menjadi turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi kemampulabaan.
Perusahaan-perusahaan yang melakukan akuisisi (beli-alih) kedalam industri dari
pasar lain sering kali memanfaatkan sumber daya mereka untuk menimbulkan
kegoncangan. Jadi, akuisisi kedalam
suatu industri dengan tujuan untuk membangun posisi pasar barang kali
harus dipandang sebagai pendatang baru meskipun tidak menciptakan suatu
lingkungan yang benar-benar baru.
Ancaman masuknya pendatang baru
kedalam industri tergantung pada rintanga masuk yang ada, di gabung dengan
reaksi dari para pesaing yang sudah ada yang dapat diperkirakan oleh si
pendatang baru. Jika rintang atau hambatan ini besar atau pendatang baru
memperkirakan akan ada perlawanan yang keras dari muka-muka lama, maka ancaman
masuknya pendatang baru akan rendah.
b. Tingkat
Rivalitas Pesaing
Rivalitas pesaing yang sudah ada
berbentuk perlombaan untuk mendapat posisi dalam persaingan. Pada kebanyakan
industri, gerakan bersaing oleh suatu perusahaan mempunyai pengaruh yang besar
terhadap para pesaingnya. Hal ini menimbulkan reaksi untuk menandingi gerakan
tersebut. Pola aksi dan reaksi inilah yang menentukan besarnya pengaruh tingkat rivalitas para
pesaing terhadap persaingan industri.
c. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli
Pembeli dapat mempengaruhi persaingan
melalui kekuatan untuk memaksa harga
turun, tawar-menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih
baik. Tuntutan tersebut akan berakibat bertambahnya biaya yang dapat
mempengaruhi kemampulabaan perusahaan
d. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok
Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar-menawar terhadap para peserta
industri dengan mengancam akan menaikan harga atau menurunkan mutu produk yang
dibeli. Pemasok yang kuat akan dapat mengurai profitabilitas perusahaan jika
mampu mengimbanginya dengan kenaikan harga produk. Pemasok dalam hal ini
meliputi semua pemasok sumber daya perusahaan termasuk pasar tenaga kerja.
e. Tekanan
Produk Pengganti
Produk pengganti adalah produk yang
dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk dalam industri. Persaingan
dengan produk pengganti terjadi dengan adanya produk alternatif yang ditawarkan
kepada konsumen. Profitabilitas perusahaan secara potensial berkurang dengan
adanya harga jual maksimal yang harus ditetapkan karena adanya persaingan harga
dan mutu dengan produk penganti. Makin menarik alternatif harga dan mutu yang
ditawarkan produk pengganti, makin ketat pembatasan laba industri.
Ø Analisa Struktural Strategi Bersaing
Setelah kekuatan-kekuatan yang
mempengaruhi persaingan dalam industri serta sebab-sebab pokoknya didiagnosis,
perusahaan berada dalam kondisi untuk mengenali kekuatan dan kelemahan secara
relatif terhadap industri. Dari sudut pandang strategis, kekuatan dan kelemahan
yang sangat penting adalah sosok perusahaan dalam menghadapi sebab-sebab pokok
dari tiap-tiap kekuatan pesaing. Dimana posisi perusahaan terhadap produk
pengganti?, Dalam menanggulangi rivalitas dengan pesaing-pesaing yang telah
mapan.
Setiap perusahaan mempunyai kebebasan
untuk menentukan strategi mana yang akan dipergunakan dalam bersaing. Pedoman
dasarnya adalah kesesuaian antara pilihan strategi dan lingkungan pasar yang
dihadapi. Secara umum ada tiga bentuk strategi dasar yang yang dapat digunakan
perusahaan dalam bersaing yaitu :
1.
A low-cost leadership strategy
Strategi cost-leadership muncul
sebagai satu jawaban atas desakan pelanggan yang sensitive terhadap harga, dan
ide dasarnya ialah mencari bentuk keunggulan biaya produksi yang memungkinkan
perusahaan mampu menghadapi para pesaing dan kemudian menggunakan keunggulan
biaya produksi yang rendah sebagai alat menempatkan posisi produk dalam
persaingan. .
Strategi ini menuntut perusahaan
perusahaan untuk menekan berbagai pos biaya relatif lebih rendah dari para pesaing.
Dalam jangka panjang strategi ini akan mengurangi dorongan pembeli untuk
“menawar” terhadap harga yang ditawarkan oleh perusahaan, selain itu melalui
strategi ini perusahaan dapat menggunakan harga rendah guna membentengi diri
dari masuknya pendatang baru.
2.
A differentiation strategy
Bentuk strategi ini adalah
menciptakan keberagaman produk yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi
konsumen. Keunggulan bersaing akan lebih efektif diperoleh apabila perusahaan
mampu memenuhi kebutuhan konsumen yang menghendaki berbagai macam feature
produk.
Strategi diferensiasi sebenarnya
hanya akan menghasilkan tingkat profitabilitas bagi perusahaan apabila
keuntungan dari harga mampu menutup biaya yang dikeluarkan untuk bertujuan
pembedaan produk.
3.
A focus / niche strategy
Strategi ini memusatkan pada ceruk
pasar yang unik untuk dilayani tetapi potensial untuk dikembangkan. Dengan
strategi ini perusahaan hanya memusatkan perhatiannya pada kelompok pelanggan
tertentu saja.
2.4 ANALISA SWOT
Analisa SWOT merupakan pendekatan
sistematis dalam mengidentifikasi faktor kekuatan (strengths) dan kelemahan
(weaknesses) internal perusahaan serta
peluang (opportunities) dan ancaman (threats) lingkungan yang di hadapi
perusahaan, selanjutnya mencari pilihan strategis yang menggambarkan pedoman
yang terbaik antara mereka. Strategi yang efektif adalah strategi yang dapat
memaksimalkan kekuatan dan peluang perusahaan. Peluang dan ancaman secara
sistematis dibandingkan dengan kekuatan dan kelemahan dalam pendekatan yang
terstruktur. Pola ini di sajikan oleh 4 kuadran dalam gambar 3 sebagai berikut
:
Gambar 2.3
Diagram Analisa SWOT
|
3.
Mendukung 1. Mendukung
Strategi berorientasi
Strategi Agresif
|
|
4.
Mendukung 2. Mendukung
Strategi
Defensif Strategi Difersifikasi
|
Sumber : John A. Pearce II dan Richard B. Robinson, 1994. Suatu
Pengantar. Manajemen Strategi,
penerjemah Drs. Amin Wijaya Tunggal, Ak, MBA. Cetakan ke-1, Harvarindo, Jakarta, hal.76
Dari diagram analisa SWOT dapat
diketahui empat strategi yang harus dilakukan perusahaan yaitu :
Kuadran 1. Ini merupakan situasi yang sangat
menguntungkan. Sebab perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga
dapat memanfaatkan peluang yang ada. Kondisi demikian menyarankan strategi yang
berorientasi pertumbuhan.
Kuadran 2. Meskipun menghadapi ancaman, perusahaan mempunyai beberapa
kekuatan internal dan menghadapi lingkungan yang tidak menguntungkan. Kondisi
demikian menyarankan strategi diversifikasi dengan cara memanfaatkan kekuatan
yang dimiliki saat ini untuk membuka peluang
jangka panjang dalam pasar atau produk.
Kuadran 3. Perusahaan menghadapi peluang pasar besar,
tetapi dipihak lain ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Dalam
kondisi demikian fokus strategi yang tepat karena dapat meminimalkan
masalah-masalah internal perusahaan
sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4. Perusahaan menghadapi kondisi buruk,
yaitu menghadapi tantangan besar dari lingkungan dan pada waktu yang bersamaan
mengalami kelemahan internal yang kritikal sifatnya. Strategi yang tepat dalam
kondisi demikian adalah strategi yang bersifat defensif dalam arti mengurangi
atau merubah bentuk keterlibatan satuan usaha dalam produk atau pasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar