Makanan yang mengandung gula fruktosa kemungkinan besar memicu
penambahan berat badan seseorang daripada makanan dengan kadar glukosa,
demikian menurut penelitian terbaru dari Yale University School of Medicine.
Seperti yang dilansir dari My Health News Daily (02/01),
jika mengonsumsi glukosa memberi sinyal pada otak tentang makanan yang
baru saja Anda makan, hal sebaliknya terjadi saat Anda menikmati makanan
yang mengandung fruktosa.
Penelitian tersebut tepatnya melibatkan 20 orang dengan berat badan
normal. Otak responden kemudian diperiksa dengan MRI sebelum dan sesudah
menikmati minuman yang diberi pemanis buatan fruktosa maupun glukosa.
Saat responden mengonsumsi glukosa, peneliti melihat ada penurunan
aktivitas di hypothalamus, bagian otak yang mengatur nafsu makan.
Sementara ketika minuman yang mengandung fruktosa dikonsumsi, peneliti
tidak menemukan hal serupa pada otak responden.
Meskipun demikian, Terry Davidson dari Center for Behavioral Neuroscience,American University, di Washington D.C. yang tidak terlibat dalam penelitian tidak begitu sependapat dengan penemuan tersebut.
"Biasanya makanan siap saji itu mengandung kombinasi antara fruktosa
dan glukosa. Jadi sepertinya penelitian tentang efek fruktosa terhadap
peningkatan berat badan perlu digali lebih dalam," ujar Davidson.
Selain itu, penelitian ini memang hanya melihat dampak fruktosa
terhadap otak seseorang. Para ahli pun tidak menganalisis lebih jauh
apakah orang yang menikmati fruktosa akan mengonsumsi lebih banyak
makanan atau tidak.
Referensi :
http://www.merdeka.com/sehat/fruktosa-dan-glukosa-mana-yang-menjadi-penyebab-kegemukan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar