Rabu, 23 Januari 2013

Bab 5


KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan

            Berdasarkan perhitungan-perhitungan pada pembahasan masalah yang terjadi pada PT. Bimtamg Jaya Motorindo kuartal II tahun 2004, maka dapat diambil kesimpulan bahwa selisih laba kotor yang diperoleh PT. Bintang Jaya Motorindo antara anggaran dan realisasi kuartal I tahun 2004 sebesar Rp. 12.630 bersifat menguntungkan. Hal ini disebabkan karena Laba kotor sesungguhnya lebih besar dari yang dianggarkan.
            Selisih harga jual yang diperoleh PT. Bintang Jaya Motorindo sebesar Rp. 15.913 bersifat menguntungkan, hal ini disebabkan karena naiknya harga kendaraan bermotor per unit.
            PT. Bintang Jaya Motorindo mengalami kerugian karena kenaikkan harga pokok sebesar Rp. 3.283. Kenaikkan  harga pokok ini disebabkan karena naiknya HPP per unit tetapi volume HPP mengalami keuntungan sebesar Rp. 270.929 sehingga selisih HPP bersifat merugikan karena rugi kenaikkan harga pokok tidak dapat ditutupi oleh keuntungan volume HPP.
            Selisih komposisi penjualan sebesar Rp. 18.549 bersifat menguntungkan. Selisih tersebut terjadi karena adanya peningkatan laba kotor pada komposisi sesungguhnya dibandingkan dengan laba kotor yang dianggarkan.
  PT. Bintang Jaya Motorindo mengalami kerugian karena penurunan jumlah unit yang terjual sebesar Rp. 6.420, kerugian ini disebabkan karena jumlah laba kotor pada komposisi yang dianggarkan lebih besar dari laba kotor yang dianggarkan.


5.2  Saran

            Dari kesimpulan diatas diketahui bahwa PT. Bintang Jaya Motorindo mengalami penurunan volume penjualan, hal ini disebabkan karena naiknya harga jual beberapa produk. Oleh karena hal tersebut penulis menyarankan sebaiknya perusahaan meningkatkan volume penjualan dengan cara memberikan potongan harga ataupun memberikan layanan purna jual. Perusahaan, khususnya bagian pemasaran harus terus melakukan evaluasi dan riset pasar, sehingga dapat mengikuti perkembangan permintaan pasar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar